photo by: pinterest |
Cinta, apa kabarmu? lama tak bertemu. Katanya kau baik saja, kuharap pasti iya. Cinta, sedang apa kamu? ruangku terasa kosong. persis seperti sehelai kertas yang kehilangan pena untuk ditorehkan tintanya.
Cinta, tak inginkah kau melihatku? menyapaku kembali dan mengatakan semua akan lebih baik? sungguh aku yang bodoh atau kamu yang lihai membuat semuanya tak pernah pergi,atau enggan kembali.
Cinta, tak ingatkah kau dengan hari-hari yang kita lewati bersama ? ketika dengan mudahnya kita, aku dan kamu, berdua menertawakan kisah masing-masing. Bersenda-gurau, hingga tertawa lepas seakan dunia hanya milik kita? ketika menghabiskan waktu berdua denganmu disebuah taman yang nampaknya tak bisa disebut sepi, ditemani sebuah es krim saja sudah bisa kusebut bahagia? ketika melihat senyummu menyapaku, dan menanyakan bagaimana kabarku, atau membawakanku makanan saja sudah bisa kubilang sayang? ketika hanya dengan setangkai bunga yang kau bawa di pagi hari saja sudah bisa membuatku lupa dengan mataku yang bengkak karena menangisimu semalaman?
Atau Cinta, tak ingatkah kau dengan kenangan pahit yang kita lewati berdua? ketika banyak dari mereka yang mungkin tak suka dengan canda tawa kita, atau hanya iri dengan waktu yang kita miliki berdua, namun kita tetap berjuang untuk satu sama lain? ketika harus berguyur dibawah derasnya hujan hanya untuk menemanimu karena kendaraan yang kau bawa tak selalu berpihak baik? atau ketika aku lebih memilih bersamamu untuk menyelesaikan tugas-tugasmu daripada bersenang-senang dengan sahabat-sahabatku?
Aku memilih untuk menari bersamamu walau dibawah derasnya hujan. Karena untukku, rinai-rinai hujan itu menjadi melodi terindah di hamparan lirik laguku.Aku lebih memilih untuk tidak bersama sahabat-sahabat yang sejujurnya, selalu dan paling kurindu. Lama sudah aku tak bertemu mereka, namun untukku, kamu dan tugas-tugasmu lebih penting. Aku lebih takut suatu saat aku akan menyesal tak memilihmu.
Cinta, tak rindukah engkau mendengar suara wanita periang ini? yang tak jarang menyalahkanmu, atau bahkan meninggalkanmu ketika ia sedang kesal. Cinta, tak tahukah engkau apa yang kurasa? Cinta...
Cinta, rongga telingaku terasa kosong, tak ada lagi suara serakmu yang sering menggodaku. Cinta, ruangku terasa sepi, tak ada lagi bunga yang membuatku tersenyum setiap pagi. Cinta, semuanya menjadi hening, tak ada lagi tawa yang mengisi hariku. Cinta, tak ada lagi pelangi di mendungnya langitku. Cinta, matahari itu tak muncul lagi, setelah tertutup awan terlalu lama. Cinta, aku seperti bulan yang selalu menunggu panasmu di gelapnya malam hingga pagi, namun ketika fajar itu mulai tiba, ternyata waktuku yang telah usai. Kita seakan tak pernah sejalan.
Cinta, bunga itu tak mekar lagi. Cinta, daun-daun itupun perlahan gugur. Cinta, seperti angin, aku berharap kau selalu mendapat apa yang terbaik untukmu. Walau ku tahu bukan tanganku lagi yang kau genggam, atau bukan aku lagi penerima semua bunga indahmu, tapi aku berharap setidaknya aku selalu bisa mengisi kosongnya ronggamu. Seperti rembulan, aku berharap walau aku tak bisa menyinari pagimu, namun setidaknya akulah penarang di gelapnya malammu.Seperti bintang, kaupun ada di indahnya langitku. Walau gelap, luas, tak terbatas, terlihat dekat namun tak pernah bisa kugapai, ku tahu engkau disini. Tepat disampingku. Selamat malam, cinta. Sampai bertemu di mimpiku malam ini.