photo by: Tumblr |
Entah harus kumulai darimana cerita ini, aku bingung. Yang kutahu hanyalah, semalam ku memimpikanmu. Entah mungkin karena apa, aku tak tahu. Bertemupun sudah tak pernah, bertegur sapapun jarang.
Seingatku, aku tak lagi sempat memikirkanmu, apalagi akhir-akhir ini. Semalam aku terlelap cepat, tubuhku lelah dengan ramai dan hiruk-pikuknya kota ini. Mataku terpejam, jauh, dan terjaga, melupakan semua beban, kesah, dan lelah hari kemarin. Hingga tak kusadari, matahari sudah tinggi dan akupun terbangun. Aku merasa setengah sadar-tak sadar. Aku benar-benar lupa dengan apa yang kulakukan semalam, kecuali satu. Aku, mengingatmu.
Aku merasa benar-benar ada disana, bersamamu. Disana aku dan kamu bercanda, tertawa, dan kau menatapku, seperti kau menatapnya, kini. Kau menelfonku dengan suara beratmu untuk mengajakku makan siang, kita pergi ke sebuah tempat, bercanda, tertawa, lalu berbagi cerita. Kita, atau mungkin hanya aku, merasa menjadi manusia paling beruntung hari itu, karena ada disampingmu.
Aku merasa hari itu terlalu indah. Menatapmu, mendengar suaramu, melihat senyummu, semuanya indah, hingga tak terasa mataharipun tenggelam. Hingga aku terlelap di mobilmu, yang sudah sampai di istanaku. Pagi itu, aku merasa benar-benar bingung,
kau membuatku susah untuk membedakan mimpi dan kenyataan. Aku merasa benar-benar ada disana, bersamamu. Akupun terdiam, duduk di tempat tidurku, sambil menatap birunya langit yang diterpa sapaan angin pagi. Ah, aku kehilangan..
Tapi kau tak ada disini, disampingku. Bahkan, menguhubungikupun tidak. Pernah beberapa kali kau menelfonku lagi, namun sialku, aku selalu sudah terlelap dalam mimpi-mimpiku. Kuhela beratnya nafas, dan mencoba mengingat, dan bertanya lagi. Bertanya, kapan ku akan berjumpa lagi. Kuhela lagi sisa nafas ini, tak tersadar bibirku tersenyum dan hatiku berkata " mungkin esok".
Esok? Mungkin. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Haha. Tawaku dalam lelah. Berjumpa lagi? Dengan siapa? Hatiku berkata lagi, mungkin denganmu. Kau tahu? Aku sangat jarang memimpikan seseorang dalam lelapku. Terkadang, itu hanya muncul ketika aku sedih, sangat sedih, atau rindu, sangat rindu.
Kuhela dan kuputar lagi memoriku, kucoba menerka. Namun kutahu, sebenarnya aku belum juga siap dengan jawabanku. Ternyata benar, itu mimpi..
Kau? Tidak nyata. Kau tak ada disini, disampingku. Tak ada, tak ada. Namun, ku tersenyum, karena mengingat senyummu, senyum yang kurindu. Jujur, aku kesal dan kecewa.
Entah mengapa, walau ku tahu aku tak seharusnya begitu. Ku merenung, namun bahagia. Bahagia karena sempat melihatmu, berada disampingmu, mendengar tawamu, mendapat senyummu, memiliki tatapanmu, dan menjadi satu-satunya untukmu, walau hanya dimimpiku.
No comments:
Post a Comment